Selasa, 11 Oktober 2011
Semangat Pagiiiii....
Abis masang internet dan tv kabel dari f*rstm*dia, hmmm... lumayan OK. Cuman pas masang aja agak ribet karna koordinasi antara sales n teknisinya kurang baik. Tapi secara keseluruhan ok deh! internetnya lumayan kenceng, juga dipasang router biar bisa berbagi jaringan dengan leppy n gadget lainnya. Sip deh. Semoga menjadi tambah produktif dan bukannya maen muluw... huihuihui..
Selasa, 21 Juni 2011
Rasulullah Sang Pemimpin Sejati
Suatu saat ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat selesai melaksanakan shalat berjamaah, Umar bin Khattab salah satu sahabat dekat Rasul yang berada di shaf depan merasa terganggu pikirannya. Setiap gerakan Rasulullah SAW di depan para sahabat terasa berat dan sukar. Terdengar bebunyian yang demikian mencolok seolah persendian beliau saling bergesekan satu sama lain. Shalat kali ini terasa lebih lama dari biasanya.
Usai shalat, Umar RA yang begitu khawatir dengan kondisi Rasulullah mendatangi beliau. Dengan hati-hati Umar duduk di sisi beliau yang serta-merta beliau sambut dengan senyuman. “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau sedang menanggung penderitaan yang sangat berat, sakitkah engkau, ya Rasul?” tanya Umar. Rasulullah SAW tersenyum sambil menggeleng, “Tidak wahai Umar, Alhamdulilah aku sehat.” “Mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuhmu, kami mendengar seolah-olah sendi tubuhmu saling bergesekan?” Umar memperlihatkan ekspresi wajah prihatin, penuh kasih sayang, dan khawatir. “Kami yakin engkau sedang sakit wahai Rasul.” Meskipun kondisinya agak lemah dan agak pucat, Rasulullah SAW tetap tersenyum. Sepertinya berupaya menjadi pelipur lara dari sesuatu yang tidak beliau katakan meskipun kepada Umar sahabat dekatnya.
Karena jawaban “tidak” atau “aku baik-baik saja” beliau rasakan sudah tidak mencukupi lagi, Rasulullah SAW mengangkat jubahnya hingga bagian perut beliau terlihat nyata. Seketika Umar dan sahabat terpana. Tampak perut beliau begitu kempis, perut itu dililit oleh kain yang membuntal berisi kerikil-kerikil. Kerikil-kerikil yang menimbulkan suara berisik ketika mengimami shalat. Kerikil-kerikil yang memancing keingintahuan Umar dan menyangka beliau sedang dalam kondisi sakit serius. “Ya Rasul,” suara Umar bergetar oleh rasa iba dan penyesalan, “Apakah jika engkau mengatakan sedang lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan menyediakan dan menyiapkannya untuk engkau?” Beliau menutup kembali perutnya dengan helai jubahnya yang menjuntai seraya menatap Umar dengan tatapan penuh pancaran cinta yang utuh. “Tidak, ya Umar. Aku tahu, apa pun akan kalian korbankan demi aku, akan tetapi apa yang akan aku katakan di hadapan Allah nanti jika sebagai pemimpin aku menjadi beban bagi umatku?” Beliau mengedarkan pandangan kepada para sahabatnya yang lain seraya berkata, “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah dari Allah untukku agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia, terlebih di akhirat.”
Subhanallah, siapa pun yang mendengar kalimat beliau seketika terdiam, ada yang berdenyar merambat ke bola mata mereka, beberapa terisak haru. Umar maklum bahwa dia tidak akan sanggup melangkah lebih jauh, memaksa beliau untuk mengikuti keinginannya. Mahasuci Allah yang telah mengutus seorang pemimpin yang begitu mulia akhlak dan perkataannya. Alangkah rindunya kita kepada pemimpin sebijaksana beliau yang tidak mau membebani umatnya. Kelak pemimpin seperti inilah yang akan dinaungi oleh naungan Allah pada saat tidak ada naungan selain dari-Nya.
diambil dr milist S*K*P
Usai shalat, Umar RA yang begitu khawatir dengan kondisi Rasulullah mendatangi beliau. Dengan hati-hati Umar duduk di sisi beliau yang serta-merta beliau sambut dengan senyuman. “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau sedang menanggung penderitaan yang sangat berat, sakitkah engkau, ya Rasul?” tanya Umar. Rasulullah SAW tersenyum sambil menggeleng, “Tidak wahai Umar, Alhamdulilah aku sehat.” “Mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuhmu, kami mendengar seolah-olah sendi tubuhmu saling bergesekan?” Umar memperlihatkan ekspresi wajah prihatin, penuh kasih sayang, dan khawatir. “Kami yakin engkau sedang sakit wahai Rasul.” Meskipun kondisinya agak lemah dan agak pucat, Rasulullah SAW tetap tersenyum. Sepertinya berupaya menjadi pelipur lara dari sesuatu yang tidak beliau katakan meskipun kepada Umar sahabat dekatnya.
Karena jawaban “tidak” atau “aku baik-baik saja” beliau rasakan sudah tidak mencukupi lagi, Rasulullah SAW mengangkat jubahnya hingga bagian perut beliau terlihat nyata. Seketika Umar dan sahabat terpana. Tampak perut beliau begitu kempis, perut itu dililit oleh kain yang membuntal berisi kerikil-kerikil. Kerikil-kerikil yang menimbulkan suara berisik ketika mengimami shalat. Kerikil-kerikil yang memancing keingintahuan Umar dan menyangka beliau sedang dalam kondisi sakit serius. “Ya Rasul,” suara Umar bergetar oleh rasa iba dan penyesalan, “Apakah jika engkau mengatakan sedang lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan menyediakan dan menyiapkannya untuk engkau?” Beliau menutup kembali perutnya dengan helai jubahnya yang menjuntai seraya menatap Umar dengan tatapan penuh pancaran cinta yang utuh. “Tidak, ya Umar. Aku tahu, apa pun akan kalian korbankan demi aku, akan tetapi apa yang akan aku katakan di hadapan Allah nanti jika sebagai pemimpin aku menjadi beban bagi umatku?” Beliau mengedarkan pandangan kepada para sahabatnya yang lain seraya berkata, “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah dari Allah untukku agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia, terlebih di akhirat.”
Subhanallah, siapa pun yang mendengar kalimat beliau seketika terdiam, ada yang berdenyar merambat ke bola mata mereka, beberapa terisak haru. Umar maklum bahwa dia tidak akan sanggup melangkah lebih jauh, memaksa beliau untuk mengikuti keinginannya. Mahasuci Allah yang telah mengutus seorang pemimpin yang begitu mulia akhlak dan perkataannya. Alangkah rindunya kita kepada pemimpin sebijaksana beliau yang tidak mau membebani umatnya. Kelak pemimpin seperti inilah yang akan dinaungi oleh naungan Allah pada saat tidak ada naungan selain dari-Nya.
diambil dr milist S*K*P
Wajah Lelaki Akhirat
Brigade al-Qassam sangat ditakuti israel. Tak mudah memang menjadi anggota brigade ini, benar-benar mujahid pilihan. Tangguh, skill tempur yang tinggi, mental membaja, tekad yang kuat, dan semangat jihad yang senantiasa menggelora, bergemuruh di jiwa mereka, tak pernah padam, dilandasi keimanan yang kokoh dan keikhlasan dalam berjuang. Jika belum hafizh al-Qur’an (30 juz), tak bisa masuk dalam pasukan elit ini. Wajar jika israel gentar nyalinya, meski dipersenjatai dengan tank baja, senjata mutakhir dan pesawat tempur canggih pasokan amerika serikat. Tentara langit tentu berbeda dengan tentara bumi. Lelaki akhirat pasti berbeda dengan lelaki bumi. Prajurit fikroh dan aqidah pasti berbeda dengan prajurit dengan ambisi duniawi dan polutannya.
Suatu ketika seorang ikhwah diizinkan masuk ke terowongan bawah tanah milik Hamas. Disitu ia bertemu dengan satu katibah al-Qassam. Semua memakai penutup wajah, sehingga ikhwah ini tak bisa melihat wajah dan tak kenal siapa lelaki-lelaki akhirat ini. Berkali-kali ia membujuk agar diizinkan melihat wajah pasukan khusus ini, tak seorangpun yang membukanya. Melihat keinginan kuatnya, akhirnya satu persatu mujahid membuka penutup wajahnya, semuanya, kecuali satu orang. Ikhwah ini kembali membujuk, hingga menyebut nama Allah, barulah ia mau menampakkan wajahnya. Betapa terkejutnya ikhwah ini, termasuk sebagian mujahidin al-Qassam, karena lelaki terakhir yang membuka penutup wajah itu, yang tak ingin orang-orang mengenalnya, yang sering terjun langsung berjihad melalui terowongan bawah tanah itu, yang menggentarkan tentara israel la’natullah, ternyata adalah orang nomor satu di Pemerintahan Palestina, pejabat tertinggi negara, perdana menteri, Ustadz Ismail Hanniyah. Allaahu Akbar…Allaahu Akbar.
Ikhwah fillah,
Sesungguhnya banyak kisah menakjubkan dari mujahid-mujahid ikhwan yang patut menjadi contoh dan penumbuh semangat kita untuk bergerak di jalan dakwah ini. Beliau yang di satu sisi berpenampilan rapi, berjas berdasi, memimpin rapat-rapat kenegaraan bersama menteri-menteri, menerima tamu-tamu negara, tapi di saat lain ia al-hafizh berada di dalam terowongan bersama lelaki-lelaki akhirat, ia adalah anggota brigade super khusus yang siap menggempur israel la’natullah. Begitu sulit merangkai kata menjelaskannya.
Ikhwah fillah,
Sementara kita disini merangkai amal demi amal, berharap dengan amal yang sedikit ini mampu membuat kita dipilih oleh Allah menjadi lelaki dan wanita akhirat, lelaki dan wanita surga. Maka kita malu jika lalai dalam ibadah, malu jika lalai menghadiri usroh dan liqo-liqo apapun termasuk atas keterlambatan hadir, malu jika amanah dakwah tidak sempurna kita tunaikan, malu jika tidak memiliki semangat dalam harokah ini, malu untuk menyusun kata atas seringnya udzur, malu jika masih memiliki prasangka negatif kepada ikhwah, qiyadah dan jamaah ini, malu jika kita masih memiliki lintasan harapan keduniaaan dalam dakwah ini, berupa ambisi jabatan, popularitas, maupun kepentingan-kepentingan pribadi. Lindungi kami ya Allah.
Ikhwah fillah, yakinilah bahwa setiap apapun yang kita lakukan untuk dakwah ini, perjalanan kita menghadiri liqo di siang dan malam hari, ataupun rapat, aksi, silaturahim, maupun program dakwah lainnya, pasti dicatat oleh Allah SWT. Bahkan atsar atau bekas-bekas amal yang kita tinggalkan pun akan dikumpulkan Allah dalam Kitab-Nya. Ilmu dan nasihat yang kita sampaikan dalam halaqoh, ide-ide hasanah yang kita sampaikan dalam rapat-rapat…semua amal dan bekas-bekasnya itu, akan dikumpulkan lagi oleh Allah SWT. Allaahu Akbar.
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang telah mati dan Kami mencatat apa-apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang nyata (QS Yasin:12) Oleh karena itu ikhwah fillah, berikan yang terbaik dalam setiap amal kita, berikan yang terbaik dalam setiap liqo’ kita, landasi setiap amal dan pembicaraan dengan keikhlashan, pasti Allah mencatat itu semua. (Islamedia.web.id)
Suatu ketika seorang ikhwah diizinkan masuk ke terowongan bawah tanah milik Hamas. Disitu ia bertemu dengan satu katibah al-Qassam. Semua memakai penutup wajah, sehingga ikhwah ini tak bisa melihat wajah dan tak kenal siapa lelaki-lelaki akhirat ini. Berkali-kali ia membujuk agar diizinkan melihat wajah pasukan khusus ini, tak seorangpun yang membukanya. Melihat keinginan kuatnya, akhirnya satu persatu mujahid membuka penutup wajahnya, semuanya, kecuali satu orang. Ikhwah ini kembali membujuk, hingga menyebut nama Allah, barulah ia mau menampakkan wajahnya. Betapa terkejutnya ikhwah ini, termasuk sebagian mujahidin al-Qassam, karena lelaki terakhir yang membuka penutup wajah itu, yang tak ingin orang-orang mengenalnya, yang sering terjun langsung berjihad melalui terowongan bawah tanah itu, yang menggentarkan tentara israel la’natullah, ternyata adalah orang nomor satu di Pemerintahan Palestina, pejabat tertinggi negara, perdana menteri, Ustadz Ismail Hanniyah. Allaahu Akbar…Allaahu Akbar.
Ikhwah fillah,
Sesungguhnya banyak kisah menakjubkan dari mujahid-mujahid ikhwan yang patut menjadi contoh dan penumbuh semangat kita untuk bergerak di jalan dakwah ini. Beliau yang di satu sisi berpenampilan rapi, berjas berdasi, memimpin rapat-rapat kenegaraan bersama menteri-menteri, menerima tamu-tamu negara, tapi di saat lain ia al-hafizh berada di dalam terowongan bersama lelaki-lelaki akhirat, ia adalah anggota brigade super khusus yang siap menggempur israel la’natullah. Begitu sulit merangkai kata menjelaskannya.
Ikhwah fillah,
Sementara kita disini merangkai amal demi amal, berharap dengan amal yang sedikit ini mampu membuat kita dipilih oleh Allah menjadi lelaki dan wanita akhirat, lelaki dan wanita surga. Maka kita malu jika lalai dalam ibadah, malu jika lalai menghadiri usroh dan liqo-liqo apapun termasuk atas keterlambatan hadir, malu jika amanah dakwah tidak sempurna kita tunaikan, malu jika tidak memiliki semangat dalam harokah ini, malu untuk menyusun kata atas seringnya udzur, malu jika masih memiliki prasangka negatif kepada ikhwah, qiyadah dan jamaah ini, malu jika kita masih memiliki lintasan harapan keduniaaan dalam dakwah ini, berupa ambisi jabatan, popularitas, maupun kepentingan-kepentingan pribadi. Lindungi kami ya Allah.
Ikhwah fillah, yakinilah bahwa setiap apapun yang kita lakukan untuk dakwah ini, perjalanan kita menghadiri liqo di siang dan malam hari, ataupun rapat, aksi, silaturahim, maupun program dakwah lainnya, pasti dicatat oleh Allah SWT. Bahkan atsar atau bekas-bekas amal yang kita tinggalkan pun akan dikumpulkan Allah dalam Kitab-Nya. Ilmu dan nasihat yang kita sampaikan dalam halaqoh, ide-ide hasanah yang kita sampaikan dalam rapat-rapat…semua amal dan bekas-bekasnya itu, akan dikumpulkan lagi oleh Allah SWT. Allaahu Akbar.
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang telah mati dan Kami mencatat apa-apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang nyata (QS Yasin:12) Oleh karena itu ikhwah fillah, berikan yang terbaik dalam setiap amal kita, berikan yang terbaik dalam setiap liqo’ kita, landasi setiap amal dan pembicaraan dengan keikhlashan, pasti Allah mencatat itu semua. (Islamedia.web.id)
Sabtu, 18 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)